Kamis, 07 Maret 2013

Pandangan Islam tentang Teknologi oleh Bayu


Dalam kehidupan ini, islam adalah agama yang paling sempurna yang diturunkan Allah melalui baginda rasulullah SAW. Salah satu karakteristik Islam yang membedakan dengan ajaran lainnya adalah syumul. Islam adalah agama samawi yang menjamah seluruh aspek-aspek kehidupan. Sifatnya yang menyeluruh membuat tidak ada sudut sekecil apapun yang tidak dapat disentuh oleh nilai-nilai Islam. Begitu juga dengan teknologi, dalam hal ini Islam juga berperan besar dalam kemajuannya, pengembangannya, sampai pada pengawasannya.

           Salah besar jika kita meganggap teknologi bukan bagian dari Islam ataupun Islam tidak membahas mengenai teknologi. Islam telah mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Tidak hanya ilmu agama seperti ilmu fiqih, hadist, tafsir dan lain sebagainya tetapi mencakup segala ilmu yang ada, mulai dari bakteri terkecil sampai pergerakan alam semesta melalui ilmu astronominya. banyak para ahli keilmuan islam atau pun teori-teori keilmuan  islamyang menjadi dasar atau panduan bagi para ilmuan eropa. Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an surat Ar-Rahman: 33:
“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
Nash di atas merupakan bukti bahwa islam juga merupakan pedoman utama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang terlalu sibuk dengan urusan duniawinya sehingga mereka melupakan hubungannya dengan sang yang maha pencipta yaitu Allah SWT.
Teknologi saat ini sudah tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman yang dulu dilahirkan para ilmuan kita. Bahkan sudah banyak kita lihat teknologi yang disalahgunakan manfaatnya dimana-mana. inilah masalah dunia teknologi. Dimana dengan adanya teknologi justru melahirkan ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan sang pencipta. Hal ini terjadi saat teknologi telah keluar dari fungsi dan manfaat sebenarnya. Hal ini terjadi saat moral-moral para pembuat ataupun pengguna telah mengalami kemerosotan iman dan takwa mereka.

         
PEMBAHASAN
Berdasarkan Q.S al-Hujurat: 13 bahwa manusia diciptakan oleh Allah berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, hidup secara berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal dan mengenal (lita 'arafu). Untuk saling kenal mengenal satu dengan yang lainnya, satu suku denagn suku yang lain, satu bangsa dengan bangsa yang lain haruslah dengan komunikasi. Untuk itulah harus dipahami pengertian dari komunikasi itu.
Komunikasi pada pada dasarnya merupakan proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?(who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). Who? (siapa/sumber)
Sumber atau komunikator adalah pelaku utama/ pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/ dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan symbol verbal/ non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/ organisasi pesan. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan (penerima)baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik. To Whom? (untuk siapa/penerima).Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/pendenagar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder). With What Effect? (dampak/efek). Dampak/ efek yang terjadi pada komunikan (penerima)setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll. Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/efek kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says, what, in which channel, to whom, withwhat effect.

           Sebagaimana periwayatan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang benar-benar terjaga kebenarannya, karena para sanad atau para rawi benar-benar mampu menjaga kualitas dirinya dalam membawa amanah yang berupa berita, maka umat Islam harus mampu mencermati berita yang beredar. Harus amanah (tanggung jawab), tidak bohong, tidak komersil, akan tetapi benar-benar menjaga kebenaran.  Bila menerima berita sebagai orang Islam harus mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Al-Qur'an mengajarkan kepada setiap muslim dalam menerima berita dianjurkan untuk berlaku cermat dan hati-hati.
\
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu ( Q.S Al-Hujurat:6)
Untuk mengungkapkan berita tentu melalui perkataan, dalam mengutarakan kata-kata Islam mengajarkan agar disampaikan dengan hormat dan sopan, tidak menghiasi yang jelek dengan perkataan yang baik-baik. Mengatakan sesuatu yang semestinya salah kemudian disampaikan dengan kata-kata baik, seolah-olah menjadi benar itu benar-benar dilarang oleh agama Islam. Perkataan seperti ini disebut dengan istilah zuhrufal qaul . Dalam menyampaikan berita hendaknya yang simple, jelas dan benar. Umat islam harus mampu menjauhi sesuatu yang dianggap tidak perlu untuk disampaikan. Pandai menyaring mana yang benar dan yang salah sehingga yang benar itu benar dan yang salah itu berada pada tempat yang salah. Dari ayat di atas bisa diambil pelajaran, untuk diaplikasikan dalam berbicara, yang diantaranya seperti berikut ini :

a. Perkataan yang disampaikan harus faktual; tidak mengada-ada atau terdorong mencari keuntungan belaka, akan tetapi demi mencari ridha Allah.
b. Perkataan yang disampaikan harus benar dan penting, tidak bercanda ria, tidak membicarakan aib orang lain, tidak menghujat, tidak memperolok-olok, pihak tertentu.
c. Tidak menutupi yang salah dengan kata-kata yang bagus, seolah-olah yang disampaikan itu benar.
d. Tidak memanjangkan perkataan
e. Tidak berpihak pada golongan tertentu, sehingga mengurangi validitas yang disampaikan.
3. Adab berbicara dan Mendengar

             Manusia adalah makhluk yang bisa berbicara. Allah SWT telah menganugerahi lisan untuk berbicara dengan kata-kata yang baik dan melarang menggunakan kata-kata yang jelek.
Anjuran berkata dengan kata-kata yang baik, secara langsung juga memberi pengertian bahwa mendengar pun juga dianjurkan mendengar kata-kata yang baik. Karena antara berkata dan mendengar itu ada hubungan timbal balik. Dalam berbicara Islam mengajarkan kepada manusia agar berkata berdasar mencari ridha Allah semata dan tidak mencari keuntungan sesaat. Dalam menggunakan kata-kata tidak berlebihan apa lagi dihiasi sesuatu yang tidak benar dengan kata-kata cantik sehingga tampak tidak salah. Yang demikian ini dilarang agama. Umat islam dianjurkan untuk memiliki adab berbicara dan mendengar yang diantaranya adalah seperti berikut :

a. Berbicara itu harus sopan, menghormati dan menghargai yang lain, serta jelas.
b. Tidak berbuat aniaya kepada orang lain dalam bentuk apapun.
c. Tidak membuka aib atau cacat pihak lain, kecuali seizin yang bersangkutan.
d. Tidak melakukan penipuan atua yang lain dari akhlak tercela.

Larangan Berbohong, Memfitnah dan Mencemarkan Nama Baik
Bagian ini menjelaskan tentang berbohong dan sifat yang menyertainya, yaitu khianat, serta apa yang akan diperoleh bagi yang suka berbohong dan berkhianat itu.
by: cara meraih sukses.

Artikel Terkait

1 komentar:

Nendi mengatakan...

pemaparannya sangat menarik sekali Batu Bungbulang

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Pembelajaran TIK Seo Elite by BLog AswaN | Blogger Templates